Selain anjing, kucing menjadi pilihan
banyak orang sebagai hewan kesayangan. Selain penampilan yang lucu dan
menggemaskan kucing juga tidak membutuhkan pemeliharaan yang sulit.
Kucing dapat dilatih untuk menjadi hewan
peliharaan yang baik dan pintar, sebagai teman di rumah maupun saat-saat
bepergian.
Sama dengan hewan peliharaan lainnya,
perawatan kucing harus bersih terutama
kandang dan tempat makanan atau minumannya. Asupan gizi juga harus diperhatikan
dengan baik untuk mendapatkan kucing yang selalu bersih dan sehat. Perawatan
kesehatan sangat penting artinya untuk menjaga kucing agar terhindar dari
segala penyakit
Namun demikian meskipun pemeliharaan baik,
kucing kita sering kali terinfeksi penyakit karena kontak langsung dengan
kucing sakit, misalnya saat kucing keluar bermain kontak dengan kucing liar
yang sakit.
Kucing peliharaan di rumah juga dapat
terjangkit suatu penyakit apabila kucing tersebut tidak lengkap vaksinasinya
atau bahkan karena faktor lain, seperti kandang, makanan dan minuman yang
kurang memadai.
Berikut beberapa penyakit yang sering
menginfeksi kucing baik kucing peliharaan maupun kucing liar.
Penyakit Respirasi Kompleks
Penyakit ini dikatakan kompleks karena
kucing yang yang sakit selain sakit pernafasan juga ditemukan ikutan lainnya,
seperti konjungtivitis, lakrimasi, salvias dan ulserasi oral.
Penyebab yang paling sering menyebabkan
masalah seperti di atas adalah feline viral rhinotracheitis (FVR), feline
calicivirus infection (FCV), feline pneumonitis (Chlamydia psittaci) dan
Mycoplasma.
Infeksi saluran respirasi atas sekitar
40-45 % disebabkan oleh FVR dan FCV dan sisanya disebabkan oleh Chlamydia
psittaci, Mycoplasma dan reovirus
Penularan penyakit umumnya melalui
aerosol, muntahan, pemeliharaan yang
tercemar hewan sakit kemudian secara tidak langsung menularkan ke kucing sehat.
Masa inkubasi infeksi FVR dan FCV berkisar
2-6 hari, sedangkan pneumonitis 5-10 hari. Adanya stress yang terjadi pada
hewan penderita kemungkinan dapat menyebabkan terjadinya infeksi ikutan.
Feline Leukemia (Feline Lymphosarcoma atau
Lekosis)
Yang dimaksud lekosis kucing adalah
proliferasi ganas sistem hemopoietis pada kucing. Penyakit ini tersebar di
seluruh dunia, dan kerugian ekonomi yang ditimbulkan terbatas. Lekosis kucing
dan yang menginfeksi lembu sangat berguna sebagai model untuk mempelajari
penyebab leukemia pada manusia.
Penyakit leukemia kucing disebabkan oleh
virus, yang dikena dengan nama feline lekosis virus (FeLV) yang tergolong dalam
keluarga (subfamily) retroviridae.
Pada kucing ditemukan dua kelompok
retrovirus. Satu dari dua kelompok itu dapat menyebabkan lekosis. Kelompok
kedua terdiri dari satu atau lebih retrovirus yang bersifat endogen (hidup
laten dalam sel) dan xenotroop (dapat bereplikasi dalam sel biakan spesies lain
dan tidak menimbulkan lekosis pada kucing.
Penyebaran virus FeLV tersebar melalui
kontak. Kucing terinfeksi mengeluarkan virus melalui air liur. Lekosis kucing
dapat dipindahkan pada kucing muda melalui infeksi hewan mati atau material
yang telah disaring.
Lekosis ditemukan pada kucing semua umur,
tetapi yang paling banyak ditemukan pada kucing berumur muda atau di bawah 5
tahun.
Panlekopeni pada Kucing
Panlekopeni kucing adalah infeksi virus
yang menyerang kucing, baik kucing peliharaan maupun kucing liar.
Penyakit ini disebut juga Enteritis
Pseudo-membranosa Feline Infectious Enteritis, Feline Distemper.Panlekopeni
kucing adalah penyakit yang sangat menular terutama pada kucing-kucing muda dan
secara klinis ditandai dengan lekopeni, muntah dan diare. Infeksi kuman-kuman
sekunder menyebabkan penyakit bersifat lebih parah. Angka kematian penyakit ini
sangat tinggi.
Penyakit ini disebabkan oleh virus dari
golongan parvovirus. Virus ini erat hubungannya dengan virus yang menyebabkan
enteritis pada Mink.
Bila induk kucing imun menyusui anaknya
maka anak kucing itu memperoleh kekebalan melalui air susu induknya. Selama
3-12 minggu anak kucing itu secara pasif kebal. Sesudah itu hingga umur
kira-kira 6 bulan anak kucing lambat laun aktif tanpa memperlihatkan gejala
penyakit secara klinis.
Infeksi umumnya terjadi melalui pernafasan
dan alat digesti. Secara eksperimen kucing dapat ditulari melalui
bermacam-macam cara. Virus terutama bereplikasi dalam sel-sel yang sedang
mensintesa DNA secara aktif.
Replikasi virus sebagian besar terjadi
dalam kelenjar imfe, limpa, sumsum tulang dan timus. Invasi virus dalam bagian
tubuh ini menyebabkan limfo dan lekopeni. Sesudah replikasi virus memasuki
dinding usus. Hal ini mengakibatkan degenerasi dan nekrosa epitel usus.
Kucing yang tertular menyebarkan virus
melalui feses, urin, air liur pada stadium inkubasi dan klinis. Kucing yang
sembuh juga mengeluarkan virus selama beberapa hari.
Penyakit Bersin
Salah satu penyakit yang dapat menyerang
kucing adalah penyakit bersin atau dikenal dengan nama Rhinotracheitis atau
Feline Viral Rhinotracheitis (FVR) adalah penyakit akut pada bagian muka jalan
respirasi kucing.
Penyakit bersin kucing ini disebabkan oleh
Herpesvirus golongan A. Virus ini termasuk virus DNA beruntai ganda, bersimetri
ikosahedral dan mempunyai selubung protein.
Infeksi diduga terjadi per inhalasi. Virus
bereplikasi dalam epitel jalan hawa muka, konjunktivita dan mengakibatkan
nekrosa lokal.
Pengeluaran virus terjadi antara lain
melalui sekret hidung, konjunktivita dan urin.Penularan dapat berjangkit dalam
satu koloni kucing secara laten.
Hewan yang sembuh masih dapat terinfeksi virus ini. Perubahan lingkungan
diduga dapat mengaktifkan infeksi. Kucing dapat ditulari lewat berbagai jalan
antara lain intranasal.
Peritonitis Menular
Peritonitis menular atau Feline Infectious
Peritonitis (FIP) dalam bentuk klasik adalah penyakit yang berjalan progresif
dan umumnya fatal pada kucing.
Pada kucing yang terinfeksi penyakit ini
ditandai dengan peritonitis yang bersifat sero-fibrinosa atau dalam rongga
perut tertimbun cairan yang banyaknya bervariasi dan mengandung banyak fibrin.
Penyakit ini baru dikenal dalam tahun
1960-an dan pertama kali di temukan di Amerika Serikat. Dalam tahun-tahun
berikutnya penyakit ini ditemukan di banyak negara Eropa.
Penyakit ini disebabkan oleh virus yang
tergolong dalam famili Coronaviridae. Virus ini berbentuk pleomorfik dan
berdiameter 100 nm. Virus FIP erat hubungannya dengan coronavirus anjing dan
coronavirus 229E pada manusia.
Infeksi virus FIP hanya ditemukan pada
kucing dan umumnya ditemukan secara sporadik. Mengenai cara infeksi terjadi
sesungguhnya belum jelas. Virus ditemukan dalam darah dan eksudat kucing sakit.
Sebagian besar infeksi berlangsung secara
subklinis. Pada kucing yang terinfeksi
ditemukan antibodi spesifik dengan titer tinggi, di samping itu kucing
memperlihatkan hipergammaglobulinemia. Pada penyakit ini mungkin kompleks
antigen-antibodi dan komplemen memegang peranan.
Penyakit mulai dengan gejala-gejala tidak
khas, kehilangan nafsu makan, lesu, suhu tinggi dan kemudian terjadi asites.
Palpasi abdomen tidak menimbulkan gejala
nyeri walaupun peritonitis telah berkembang. Sekali-kali terjadi pleuritis
dengan pembentukan cairan dalam toraks sehingga kucing sesak nafas.
Gejala saraf biasanya terlihat seperti
paresis, ataksis, gangguan koordinasi, hiperestesi dan kekejangan. Biasanya
kucing mati dalam 1-8 minggu sesudah terlihat gejala-gejala jelas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar