Penyakit ini dikatakan kompleks karena
kucing yang yang sakit selain sakit pernafasan juga ditemukan ikutan lainnya,
seperti konjungtivitis, lakrimasi, salvias dan ulserasi oral.
Penyebab yang paling sering menyebabkan
masalah seperti di atas adalah feline viral rhinotracheitis (FVR), feline
calicivirus infection (FCV), feline pneumonitis (Chlamydia psittaci) dan
Mycoplasma.
Etiologi
Infeksi saluran respirasi atas sekitar
40-45 % disebabkan oleh FVR dan FCV dan sisanya disebabkan oleh Chlamydia
psittaci, Mycoplasma dan reovirus
.
Cara Penularan
Penularan penyakit umumnya melalui
aerosol, muntahan, pemeliharaan yang
tercemar hewan sakit kemudian secara tidak langsung menularkan ke kucing sehat.
Masa inkubasi infeksi FVR dan FCV berkisar
2-6 hari, sedangkan pneumonitis 5-10 hari. Adanya stress yang terjadi pada
hewan penderita kemungkinan dapat menyebabkan terjadinya infeksi ikutan.
Gejala Klinis
Infeksi FVR ditandai dengan demam sampai
40,5°C, kucing sering bersin. Konjungtivitis dan rhinitis yang timbul didahului
oleh leleran serous, kemudian berubah menjadi mukopurulen. Kucing tampak
depresi dan anoreksia.
Pada kucing yang sakitnya parah ditemui
ulseratif stomatitis yang berlangsung 5-10 hari dan bisa bertahan sampai 6
minggu.
Infeksi calicivirus memunculkan gejala yang
sangat beragam. Galur virus calici yang predileksinya pada rongga mulut dan
jaringan subepitel jaringan paru-paru terjadi ulserasi pada lidah,
langit-langit menjadi keras dan nostril menimbulkan ulserasi.
Sedangkan infeksi pada paru-paru dapat
menimbulkan oedema pulmonum atau pneumonia interstisialis.
Galur virus calici lainnya dapat
menimbulkan “limping syndrome” yaitu menimbulkan gejala pincang, demam ringan,
dan rasa nyeri pada sendi. Kucing yang diserang biasanya yang berumur 8-12
minggu.
Galur lainnya menimbulkan
lymphocytic-plasmacytic gingivitis yang disertai dengan stomatitis, terjadinya
demam, nafsu makan turun dan depresi.
Infeksi Chlamydia psittaci menimbulkan
gejala yang menonjol berupa konjungtivitis, leleran mata serous atau
mukopurulen.
Infeksi Mycoplasma bisa menyerang mata dan
saluran respirasi bagian atas, yang ditandai dengan oedema yang parah pada
konjungtiva dan rhinitis yang terjadi sifatnya kurang parah. Kejadian penyakit
respirasi kompleks pada kucing jarang ditemukan kejadiannya pada hewan tua atau
hewan yang telah diimunisasi dengan baik.
Diagnosa
Diagnosa penyakit berdasarkan tanda-tanda
berupa bersin, konjungtivitis, rhinitis, lakrimasi, salivasi, ulkus mulut dan
dispnoea.
Pada FVR cenderung menimbulkan gangguan
pada konjungtiva dan saluran hidung, virus calici menyebabkan gangguan pada
mukosa mulut dan saluran respirasi bagian bawah. Chlamydia menimbulkan
konjungtivitis ringan yang kronis.
Diagnosa yang tepat terhadap penyakit ini
dengan melakukan isolasi dan identifikasi agen penyebab.
Pencegahan dan Pengobatan
Pengobatan ditekankan untuk memperbaiki
kondisi tubuh (terapi suportif). Pengobatan dengan antibiotika berspektrum luas
misalnya pemberian tetrasiklin dapat melawan infeksi ikutan terhadap Chlamydia.
Untuk menghilangkan sekresi yang liat
(tenacious) dapat dilakukan nebulisasi, atau pemberian tetes hidung ephedrine
sulfat dalam larutan 0,25 % yang dikombinasikan dengan antibiotika mampu
menurunkan leleran hidung.
Salep mata yang mengandung antibiotik dapat
diberikan 5-6 kali sehari untuk mencegah iritasi kornea dari eksudat yang
mongering.
Kucing yang menderita dispnoea perlu
diberikan terapi oksigen dan apabila terjadi dehidrasi diberikan terapi cairan.
Esofagotomi dan pencucian lambung pada kucing yang sakitnya parah dapat
dilakukan untuk meringankan penyakit.
Antihistamin dapat diberikan per oral pada
kucing dewasa maupun pada anak kucing diawal kejadian penyakit.
Pencegahan dilakukan dengan melaksanakan
vaksinasi dengan vaksin FVR-FCV parenteral:
pada anak divaksin saat umur 3-4 minggu dan
diulang 3-4 minggu kemudian sampai di atas 2 minggu.
Sedangkan kucing di atas 9 minggu dilakukan
imunisasi langsung dan diulang 3 minggu kemudian. Ulangan selanjutnya dilakukan
setiap tahun.
Vaksin tetes FVR-FCV, diteteskan langsung
ke dalam kantung konjuntiva dan lubang hidung. Imunisasi di bawah umur 12
minggu biasanya menimbulkan bersin-bersin setelah 4-7 hari imunisasi.-
Imunisasi diulang saat kucing berusia 12 minggu dan imunisasi selanjutnya
dilakukan setiap tahun.
Vaksin lain yang sering digunakan yaitu
kombinasi FVR-FCV dengan feline Panleukopenia, yang tersedia berbentuk aktif
dan inaktif dan diberikan secara parenteral. Vaksin lain juga tersedia yaitu
kombinasi vaksin Chlamydia-FVR-FCV-dan feline Panleukopenia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar