Kamis, 07 Juni 2018

Dermatofilosis pada Sapi

Dermatofilosis atau Kutaneus Streptotrikosis adalah radang kulit (dermatitis) yang ditandai dengan pembentukan kudis yang tebal. Penyakit ini banyak dijumpai di negara-negara tropis, terutama di saat musim hujan dan merupakan penyakit yang bersifat zoonosis.

Penyebab
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Dermatophilus congolensis dari ordo Actinomycetales. Bakteri ini juga menjadi penyebab Lumpy wool pada domba. Jasad penyakit ini bersifat gram negatif dan membentuk jonjot miselium yang bercabang. Bila jasad penyakit ini terdapat di dalam material yang kering, maka dapat tahan hidup sampai bertahun-tahun dengan mengeluarkan zoospora. Jasad penyakit ini tidak dapat hidup di jaringan kulit hewan secara normal.

Penularan
Penularan penyakit terjadi dari hewan yang satu ke yang lain melalui luka pada kulit, luka gigitan caplak atau lalat. Kerentanan terhadap penyakit ini dapat menjadi parah oleh adanya penyakit yang menekan kekebalan tubuh atau karena dalam keadaan bunting.

Di daerah tropik penyebaran penyakit sering dikaitkan dengan infeksi caplak Amblyoma varigatum.

Gejala
Gejala klinis yang tampak adalah adanya radang kulit bernanah dengan derajat peradangan yang bervariasi tergantung pada bagian tubuh atau kulit yang terserang.

Penyakit ini pernah dilaporkan dapat menyebabkan timbulnya jejas pada mulut di bagian palatum durum, gusi atas atau bawah dan pada lidah.

Semua bagian kulit dapat terserang terutama bagian belakang, sisi perut, kaki bagian dalam, bagian muka dan telinga. Pada mulanya lesi akan berbentuk bintil kecil-kecil bernanah dan membentuk semacam kudis.

Bulu rambut menjadi basah oleh getah radang dan kusam, serta pengelupasan kulit. Kudis dapat meluas ke seluruh tubuh. Dalam kondisi yang parah, kondisi hewan menurun, lemah dan tidak dapat merumput sehingga terjadi kematian karena kekurangan pakan atau kelaparan.

Pengendalian dan pengobatan
Pengobatan yang dilakukan berupa pengobatan luar disertai pembersihan kudis dan getah radang di permukaan kulit dan diolesi dengan antibiotik. Penyuntikan oksitetrasiklin atau penisilin dan streptomisin selama tiga hari berturut-turut biasanya efektif untuk mempercepat kesembuhan.

Pencelupan () secara teratur dapat mengurangi kemungkinan terjangkitnya penyakit karena dapat melindungi dari gigitan caplak dan lalat yang merupakan faktor predisposisi.



dip

Tidak ada komentar:

Posting Komentar