Senin, 04 Juni 2018

Salmonellosis pada Sapi

Salmonellosis adalah penyakit menular pada hewan termasuk sapi dan kerbau. Organisme penyebab memperbanyak diri dalam usus dan menyebabkan peradangan usus atau enteritis. Invasi organisme ke dalam aliran darah dapat menyebabkan septikemia. Penyakit ini dapat menyerang manusia dan menyebabkan enteritis dan gastroenteritis.
Penyebab
Pada sapi penyakit ini disebabkan oleh Salmonella dublin, Salmonella typhimurium atau Salmonella newport. Bakteri ini berbentuk batang, tidak membentuk spora, tidak berkapsul, motil dan bersifat gram negatif.

Kuman penyebab penyakit ini tidak tahan lama hidup di alam, terutama dalam suasana kering, namun dapat hidup di dalam tinja tikus sampai 148 hari.

Penularan
Penularan dapat terjadi melalui pakan atau minuman yang tercemar oleh kuman. Pencemaran masih dapat terjadi dengan perantaraan tinja penderita yang tetap mengeluarkan kuman Salmonella antara 3-4 bulan setelah sembuh. Penularan juga dapat terjadi secara intra uterin.

Gejala
Dalam keadaan akut, gejala klinis berupa demam, lesu, kurang nafsu makan. Sapi perah yang terserang penyakit ini mengakibatkan penurunan produksi susu. Hewan menjadi diare yang kadang berdarah dan berlendir.

Kematian dapat terjadi dalam waktu 3-4 hari setelah sakit atau dapat sembuh dengan sendirinya dalam beberapa minggu atau beberapa bulan.

Hewan bunting dapat mengalami keguguran dan kadang-kadang tidak menunjukkan gejala klinis yang spesifik. Hewan dewasa dapat bertindak sebagai pembawa sifat sampai dengan 10 minggu setelah sembuh.

Anak sapi umur 2 sampai 6 minggu yang terserang secara akut dapat menyebakan septikemia tanpa timbul diare. Beberapa kasus memperlihatkan demam, kurang nafsu makan, lesu, dehidrasi dan kurus. Bila penyakit berlangsung kronis dapat terjadi radang sendi. Pedet yang terserang penyakit ini jarang menjadi pembawa penyakit. Angka kesakitan penyakit ini adalah 80 % dan kematian mencapai 20 %.

Pengendalian
Pencegahan dapat dilakukan dengan melakukan vaksinasi. Sanitasi kandang, kebersihan peraltan dan lingkungan peternakan dapat mengurangi kemungkinan terjadinya pencemaran. Untuk memperkecil kemungkinan pencemaran padang rumput dilakukan rotasi penggunaan penggembalaan.

Antibiotik spektrum luas diberikan dengan suntikan. Pemberian obat melalui mulut diperkirakan akan berdampak negatif terhadap kompetisi jasad renik di dalam saluran pencernaan.

Kejadian di Indonesia
Salmonellosis pada sapid an kerbau ditemukan di beberapa tempat. Letupan penyakit pada kerbau pernah dilaporkan di Tanah Karo, Sumetera Utara pada tahun 1981. Tahun 1984 juga dilakporkan infeksi oleh Salmonella dublin pada sapi dan kerbau di Sumatera Utara. Tahun 1988 Salmonellosis telah menyebabkan banyak kematian pada kelompok anak sapi perah di Kabupaten Semarang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar